Budi Daya dan Pengolahan Bandeng

Budi daya bandeng adalah usaha pembesaran ikan di tambak yang telah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu, terutama oleh masyarakat pesisir yang tinggal di tepi pantai. Bandeng berperan penting dalam sektor perikanan nasional dan produksinya senantiasa naik dari tahun ke tahun. Sebagian besar tambak masih dikelola secara tradisional sehingga perlu dilakukan upaya pengembangan. Rasa badeng yang gurih dan lembut makin disuka oleh konsumen terutama setelah ditemukannya teknik pencabutan duri sehingga bandeng dapat dikonsumsi oleh segala usia, segala agama dan segala bangsa di setiap kesempatan. Fillet daging bandeng tanpa duri sangat potensial untuk dipromosikan dan di ekspor ke pasar dunia karena struktur dagingnya berwarna putih bersih dan teksturnya lembut sehingga oleh masyarakat dunia dinamakan milkfish. Bandeng tanpa duri dapat diolah dengan berbagai bumbu, berbagai bentuk dan berbagai variasi rasa sehingga menghasilkan aneka kudapan dan lauk bergizi tinggi. Bandeng juga mengandung asam amino lengkap sehingga bisa diandalkan sebagai bahan pangan yang menyehatkan. Aneka makanan dan jajanan populer seperti bakso, nuget, siomai, pangsit, rolade, abon dapat dibuat dari daging bandeng.

Sebagai ikan budi daya, bandeng memiliki keunggulan yaitu: benih tersedia sepanjang tahun, pertumbuhannya cepat, toleran terhadap lingkungan perairan yang fluktuatif pada kisaran salinitas yang lebar (euryhaline), herbivora, dapat dipolikultur dengan udang, rumput laut, kerapu, dan nila. Selanjutnya, karena sifat yang euryhaline, maka bandeng dapat dibudi dayakan di laut, di pantai, di tambak atau di kolam air tawar seperti sungai-sungai dan danaudanau. Dewasa ini, bandeng merupakan ikan budi daya yang paling sehat sehingga di masa mendatang ikan ini dapat diandalkan sebagai sumber protein bergizi tinggi yang harganya terjangkau serta dapat dikembangkan pada kisaran kawasan yang lebih luas lagi.