MENJAGA PINTU MASUK UNIVERSITAS AIRLANGGA: DINAMIKA PENYELENGGARAAN SELEKSI MAHASISWA BARU SEJAK MASA NIAS SAMPAI UNAIR, 1913-2023

Penulis

Purnawan Basundoro
Universitas Airlangga
Mohammad Nasih
Andri Setyo Nugroho
Mohammad Masrudin Firdiyansyah
Achmad Solihin
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.20473/aup.1275

Kata Kunci:

seleksi, mahasiswa, baru, universitas airlangga

##submission.synopsis##

Proses penerimaan mahasiswa baru merupakan suatu proses yang panjang dan tidak berdiri sendiri tetapi terkait dengan banyak hal. Selama ini perguruan tinggi negeri di Indonesia bukanlah lembaga yang pengelolaannya seratus persen otonom. Perguruan tinggi negeri merupakan organ negara yang bertugas untuk menciptakan sumber daya manusia unggul untuk kepentingan masa depan bangsa. Dengan demikian maka pengelolaan peruruan tinggi tetap di bawah kendali pemerintah. Proses penerimaan mahasiswa baru, yang didalamnya terdapat proses seleksi, merupakan kebijakan pemerintah sehingga perguruan tinggi hanya menjalankan kebijakan tersebut. Perguruan tinggi tidak diperkenankan menjalankan kebijakan yang seratus persen mandiri terkait dengan hal tersebut.

Cikal-bakal Unair adalah sekolah kedokteran pada masa kolonial, yaitu Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) yang didirikan pada 1913, dan sekolah dokter gigi School tot Opleiding van Indische Tandarsten (STOVIT) yang didirikan pada 1928. Kedua lembaga tersebut pada tahun 1954 menjadi fakultas kedokteran dan kedokteran gigi yang menjadi bagian dari Unair saat baru didirikan. Unair berkembang menjadi sebuah universitas terkemuka di Kota Surabaya dengan jumlah fakultas yang terus bertambah dari waktu ke waktu yang membawahi beragam program studi.

Perguruan tinggi adalah sebuah lembaga eksklusif, di mana tidak setiap orang bisa diterima sebagai mahasiswa. Orang-orang yang memiliki syarat-syarat tertentu saja yang bisa diterima sebagai mahasiswa di perguruan tinggi. Pada zaman kolonial misalnya, latar belakang kebangsaan dan status sosial-ekonomi menjadi syarat tambahan, untuk masuk ke perguruan tinggi. Syarat utama tentu saja tetap kecakapan akademik. Pada zaman kemerdekaan, kecakapan akademik menjadi syarat mutlak, selain kemampuan membayar biaya kuliah.

Eksklusifitas yang berbasis kecakapan akademis harus dipertahakankan agar mutu perguruan tinggi tetatp terjaga. Hanya orang-orang yang memiliki kecakapan akademis pada level tertentu yang bisa belajar di perguruan tinggi, sehingga harus ada proses seleksi. Orang yang memiliki keinginan masuk ke perguruan tinggi dari waktu ke waktu mengalami peningkatan signifikan, sehingga diperlukan proses seleksi yang cermat. Nah di sinilah tantangan untuk menyelenggarakan proses seleksi yang bisa dipertanggungjawabkan. Bukan hal mudah, karena proses seleksinya bersifat masal serta dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah organisasi khusus yang digerakkan oleh orang-orang terlatih. Mengacu kepada buku ini, kita bisa membaca bahwa pada awalnya proses seleksi penerimaan mahasiswa baru hanya ditangani oleh sebuah kepanitiaan (task force) yang bersifat temporer. Pada perkembanganya ternyata urusan penerimaan mahasiswa baru semakin kompleks, apalagi sejak ada penerimaan melalui program mandiri.

Perubahan di internal perguruan tinggi juga mengharuskan dilakukannya berbagai penyesuaian terhadap lembaga yang menangani secara khusus urusan penerimaan mahasiswa baru. Unair pada 2006 ditetapkan sebagai perguruan tinggi otonom dengan status PT BHMN, dan berubah menjadi PTN BH pada tahun 2014. Perubahan itulah yang melatarbelakangi dibentuknya lembaga khusus yang menangani penerimaan mahasiswa baru, yaitu PPMB. Keberadaan PPMB menyebabkan urusan penerimaan mahasiswa baru bisa ditangani secara lebih profesional, efektif, dan efisien. Ia ibarat penjaga pintu yang harus bisa menyaring siapa yang memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat untuk diterima sebagai mahasiswa Unair. Maka tepat sekali judul buku ini karena memang seperti itulah tugas PPMB, yaitu sebagai penjaga pintu masuk Unair.

Buku ini terbit bersamaan dengan diumumkannya ranking Unair baik yang dilakukan oleh QS WUR maupun oleh THE. Kedua lembaga perankingan tersebut telah menempatkan Unair pada posisi yang sangat baik. QS menempatkan Unair pada ranking ke 308 dunia, sementara THE menempatkan pada ranking ke 81 untuk Impact Ranking 2024. Hal ini membuktikan bahwa Unair telah menjadi bagian dari perguruan tinggi top di tingkat global. Keberhasilan ini tentu saja tidak bisa dilepaskan dari peran PPMB, karena aspek lulusan juga menjadi salah satu yang dinilai dalam perankingan tersebut. Kualitas alumni tidak bisa dipisahkan dari proses awal penerimaan mahasiswa yang ditangani oleh PPMB. Sudah selayaknyalah saya memberi apresiasi yang tinggi terhadap kontribusi PPMB yang luar biasa.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Adam, Aulia. “Evolusi Tes Masuk PTN, dari SKALU sampai SBMPTN.” Tirto.id, 17 Mei 2017. https://tirto.id/evolusi-tes-masuk-ptn-dari-skalu-sampai-sbmptncoST.

Adi, Januar. “Perlunya Kontrol dalam Ujian Otonom PTN.” Warta Unair IV, no. 34 (2008).

Afifah, Yuni. “Penerima Golden Ticket FH UNAIR 2023 Paparkan Tips Lolos Seleksi Golden Ticket.” Fakultas Hukum, 24 Mei 2023. https://fh.unair.ac.id/penerima-golden-ticket-fh-unair-2023-paparkan-tips-lolos-seleksi-goldenticket/.

A.G.A. “UTBK Tanpa Tes Kompetensi Akademik, Ini Penjelasan LTMPT.” Medcom. id, 7 April 2020. https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/yNLGvr6K-utbk-tanpa-tes-kompetensi-akademik-ini-penjelasan-ltmpt.

Alkema, B.M. Jaar van uitgave. Ons Insulinde: hoe we ’t verkregen en wat het door ons werd. Deventer: Dixon, 1916.

Andrean, Sugeng. “Alumnus UNAIR Co-Founder RIliv Beri Motivasi Calon Maba UNAIR.” Unair News, 22 Februari 2020. https://news.unair.ac.id/2020/02/22/alumnus-unair-co-founder-riliv-beri-motivasi-calon-maba-unair/?lang=id.

BISAC

  • EDU016000 Education / History

##catalog.published##

October 9, 2024

##series.series##

##catalog.categories##