Diskursus Demokrasi Deliberatif Di Indonesia

Authors

Synopsis

Satu dasawarsa sejak ambruknya singgasana sang Raja Cendana dan seabad sejak kebangkitan bangsa dari cengkeraman Belanda, diskursus demokrasi di Indonesia masih (dan akan tetap terus begitu) mencari-cari rupa baik secara teoretis maupun praktik bagi penataan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Demokrasi yang diyakini dapat menuntun kehidupan manusia menuju tercapainya cita-cita universal manusia yakni kebebasan, kesetaraan, dan kesejahteraan, kini telah mengalami transformasi dan modifikasi sedemikian rupa hingga memunculkan varian-varian teoretis yang makin rumit untuk dipahami.

 

Di sisi lain, secara faktual pengalaman di tanah air yang telah melalui tiga rezim pemerintahan mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga Pasca-Orde Baru (atau biasa disebut Orde Reformasi) secara dramatik belum menunjukkan tanda-tanda yang memuaskan bagi tercapainya cita-cita demokrasi tersebut. Diskursus demokrasi menjadi lebih dinamik (untuk tidak mengatakan ironis) mengingat semakin jelas terlihatnya ketimpangan antara perkembangan teoretis demokrasi yang makin canggih dan kenyataan

faktual masyarakat di Indonesia yang makin kompleks. Dalam kondisi dilematik seperti ini, seringkali terlintas di benak sebagian masyarakat untuk kembali ber-romantika ke masa lalu, merindukan kenyamanan, stabilitas dan ketercukupan yang pernah membuai masyarakat pada masa Orde Baru dulu. Sebagian yang lain lebih merindukan dan berharap-harap menemukan kembali spirit yang menggelora dari para perintis kemerdekaan yang kini lambat laun telah menguap ditelan cepatnya waktu berlari.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

August 3, 2023