Tanaman Sambung Nyawa [Gynura procumbens (Lour.) Merr.]: Kultur In Vitro dan Potensinya sebagai Bahan Obat Herbal

Authors

Prof. Dr. Y. Sri Wulan Manuhara, M.Si.
Universitas Airlangga
Prof. Dr. Nanik Siti Aminah, M.Si.
Universitas Airlangga
Prof. Dr. ALFINDA NOVI KRISTANTI, DEA
Universitas Airlangga
Dr. SUGIHARTO, S.Si., M.Si
Universitas Airlangga
ANJAR TRI WIBOWO, S.Si., M.Sc., Ph.D.
Universitas Airlangga
DR. DANNIS YUDA KUSUMA
Universitas Airlangga
Ummi Zubaidah
Universitas Airlangga

Keywords:

Tanaman sambung nyawa, Gynura procumbens Lour. [Merr.], tanaman obat, Teknik kultur in vitro, bahan obat herbal

Synopsis

Buku ini menyajikan hasil-hasil penelitian kultur in vitro tanaman sambung nyawa dan potensinya sebagai bahan obat herbal yang telah dimulai sejak sepuluh tahun yang lalu bersama dengan kelompok riset Bioteknologi Tanaman Obat (BIOTANOTROP Riset Grup). Studi diawali dengan kultur kalus dari berbagai eksplan yaitu daun, tangkai daun, dan batang; kemudian dilanjutkan dengan kultur tunas dari eksplan nodus batang dan kultur akar yang dilakukan dalam media cair. Dalam perkembangannya, kultur akar lebih menjanjikan untuk diproduksi biomassa dan metabolit sekundernya pada skala yang lebih besar yaitu dalam bioreaktor. Bioreaktor yang pertama dirancang untuk kultur akar G. procumbens adalah bioreaktor bergelembung tipe balon (balloon type bubble bioreactor/BTBB) dengan volume satu liter. Selain itu juga dikembangkan tipe bioreaktor yang lain yaitu bioreaktor perendaman berkala (temporary immersion bioreactor/TIS). Biomassa dan metabolit sekunder yang diperoleh pada kultur akar adventif G. procumbens dalam bioreaktor lebih tinggi dibandingkan dengan kultur akar adventif dalam media cair teragitasi. Oleh karena itu, kemudian dilakukan peningkatan kapasitas bioreaktor BTBB menjadi 3 L dan 19 L. Berbagai perlakuan dilakukan untuk memperoleh produksi biomassa dan kadar metabolit sekunder yang maksimal. Pembahasan hasil-hasil studi mengenai kultur in vitro tanaman sambung nyawa (G. procumbens) secara lengkap dapat dibaca pada Bab I sampai dengan Bab V.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aslan, B., Ozpolat, B., Sood, A. K., & Lopez-Berestein, G. (2013). Nanotechnology in cancer

therapy. Journal of Drug Targeting, 21(10), 904–913. https://doi.org/10.3109/106118

X.2013.837469

Baker, R. E., Mahmud, A. S., Miller, I. F., Rajeev, M., Rasambainarivo, F., Rice, B. L., Takahashi,

S., Tatem, A. J., Wagner, C. E., Wang, L.-F., Wesolowski, A., & Metcalf, C. J. E. (2022).

Infectious disease in an era of global change. Nature Reviews Microbiology, 20(4), 193–205.

https://doi.org/10.1038/s41579-021-00639-z

Choi, H. J., Song, J. H., Bhatt, L. R., & Baek, S. H. (2010). Anti-human rhinovirus activity of

gallic acid possessing antioxidant capacity. Phytotherapy Research, 24(9), 1292–1296. https://

doi.org/10.1002/ptr.3101

Durães, F., Palmeira, A., Cruz, B., Freitas-Silva, J., Szemerédi, N., Gales, L., da Costa, P. M.,

Remião, F., Silva, R., Pinto, M., Spengler, G., & Sousa, E. (2021). Antimicrobial Activity of

a Library of Thioxanthones and Their Potential as Efflux Pump Inhibitors. Pharmaceuticals,

(6), 572. https://doi.org/10.3390/ph14060572

Govea-Salas, M., Rivas-Estilla, A. M., Rodríguez-Herrera, R., Lozano-Sepúlveda, S. A.,

Aguilar-Gonzalez, C. N., Zugasti-Cruz, A., Salas-Villalobos, T. B., & Morlett-Chávez,

J. A. (2016). Gallic acid decreases hepatitis C virus expression through its antioxidant

capacity. Experimental and Therapeutic Medicine, 11(2), 619–624. https://doi.org/10.3892/

etm.2015.2923

Downloads

BISAC

  • NAT026000 Nature / Plants / General

Published

May 2, 2025