1000 HARI MENCEGAH STUNTING

1000 hari pertama kehidupan menjadi kunci dalam memecahkan siklus malnutrisi, kelaparan dan stunting. Gangguan dalam memperoleh nutrisi selama periode ini menyebabkan keterlambatan kemampuan belajar dan perkembangan fisik sehingga menimbulkan penurunan produktivitas ekonomi di masa dewasa. Gangguan yang terjadi bersifat irreversible atau tidak dapat diperbaiki lagi, meskipun usaha perbaikan dilakukan. Nutrisi merupakan faktor kunci dan bertanggung jawab terhadap kesehatan ibu dan anak. Di Indonesia, prevalensi stunting pada bayi usia 18-23 bulan mencapai 42.3% karena kurangnya asupan nutrisi dan kualitas nutrisi yang rendah.

Kualitas nutrisi selama masa anak-anak mempengaruhi perkembangan kognitif seperti belajar, pemecahan masalah dan mengingat. Stunting karena asupan nutrisi kurang yang disebabkan oleh berbagai hal, misal nutrisi ibu selama kehamilan, pemberian ASI/PASI yang tidak adekuat, pemberian MPASI yang tidak berkualitas, infeksi dan penyakit, dan sebagainya sehingga menurunkan daya lihat, kemampuan motorik halus, bahasa dan sosial. Dan sangat disayangkan kerusakan yang telah terjadi bersifat irreversible atau tidak dapat dikembalikan ke kondisi optimalnya walaupun telah diberikan perbaikan kualitas dan kuantitas nutrisi yang adekuat sesuai usianya.

Kejadian stunting masih sering diabaikan dan sering tidak disadari, karena penderita tidak menjalani rawat inap. Bahkan orang tua sering abai dengan beranggapan bahwa pendek adalah hal yang biasa, selama anak sehat dan menjadikan faktor genetik sebagai penyebab pendek anak. Dampak stunting tidak hanya pada manifestasi tinggi badan saja, otak menjadi “korban pertama” kondisi malnutrisi yang terjadi secara kronis ini, sehingga sangat mempengaruhi kognitif anak.

Buku ini ditujukan bagi akademisi dan masyarakat umum, baik untuk referensi ataupun bacaan berkualitas agar masyarakat lebih peduli pada kebutuhan nutrisi buah hatinya. Mari lawan stunting bersama-sama!